Wednesday, May 16, 2012

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adanya Iklim


1.    Garis Lintang
Garis lintang yang merupakan ukuran jarak utara atau selatan dari garis katulistiwa berpengaruh terhadap kondisi iklim pada suatu wilayah. Pada daerah tropis yang terletak antara 23,5°LU dan 23,5°LS menerima lebih banyak pancaran sinar matahari, karena matahari bersinar hamper meliputi seluruh wilayah ini. Pada daerah kutub yang wilayahnya mencakup 66,5°LU dan 66,5°LS hingga pusat kutub, mendapatkan pancaran sinar matahari dengan sudut yang rendah dengan menyebarkan energi pada area yang luas, itulah sebabnya daerah kutub tidak pernah terasa hangat. Diantara daerah tropis dan kutub merupakan kawasan beriklim sedang

2.   Luas Wilayah Perairan
          Butuh banyak energi panas untuk menaikkan suhu pada wilayah perairan daripada untuk menaikkan suhu di daratan, begitu juga wilayah perairan melepaskan panas lebih banyak daripada wilayah daratan untuk menjadi dingin. Wilayah perairan yang luas juga berpengaruh terhadap perubahan iklim di daerah pesisir yait dengan menyerap maupun melepaskan panas. Hal ini menyebabkan daerah pesisir menjadi hangat pada musim dingin dan lebih dingin pada musim panas dibandingkan dengan wilayah daratan pada rentang garis lintang yang sama.

3.  Arus Laut
            Arus laut juga mempengaruhi iklim di daerah pesisir, arus hangat yang bergerak dari wilayah katulistiwa menuju ke garis lintang yang lebih tinggi akan menghangatkan wilayah darata yang dilalui arus tersebut. Pada saat arus dingin turun dan mengalir menuju daerah katulistiwa, membuat udara dan iklim pada wilayah yang dekat dengan arus tersebut menjadi dingin. Angin yang bertiup dari lautan seringkali lebih lembab daripada yang berttiup dari daratan, oleh karena itu daerah pesisir memiliki iklim lebih basah dari tempat yang lebih jauh lagi di daratan.

4.  Daerah Pegunungan/ Dataran Tinggi
            Pada posisi garis lintang yang sama, iklim di pegunungan lebih dingin daripada wilayah  permukaan laut. Pada saat pancaran dari matahari diserap oleh permukaan bumi, maka hal itu akan menyebabkan kenaikan suhu di daratan yang kemudian akan menghangatkan atmosfer. Karena atmosfer bumi menjadi lebih tipis di dataran tinggi, maka udara di pegunungan memiliki lebih sedikit molekul untuk enyerap panas.

5.  Bayangan Hujan (rain shadows)


            Angin yang bertiup kearah pegunungan membuat udara menjadi dingin kemudian meneteskan kelembabannya yang berupa kabut atau hujan. Lalu diteruskan ke sisi lain, tekanan angin yang bertiup turun dari wilayah pegunungan tersebut menurun, menjadi lebih panas dan membuat dataran menjadi kering.





6.  Perkotaan
            Jalan raya, lapangan-lapangan parkir, dan gedung gedung juga dapat menyerap energi panas, ini juga mengakibatkan suhu udara meningkat. Panas ini terjebak dalam polusi udara, menjadikan apa yang disebut efek panas pulau (heat-island effect). Suhu udara di kota-kota besar bias mencapai 5°C lebih tinggi dari daerah sekitar pedesaan.







Pengertian Cuaca dan Iklim


            Pada umumnya orang sering menyatakan kondisi iklim sama saja dengan kondisi cuaca, padahal kedua istilah tersebut adalah suatu kondisi yang tidak sama.

Beberapa definisi cuaca adalah :
  • Keadaan atmosfer secara keseluruhan pada suatu saat termasuk perubahan, perkembangan dan menghilangnya suatu fenomena (World Climate Conference, 1979).
  • Keadaan variable atmosfer secara keseluruhan disuatu tempat dalam selang waktu yang pendek (Glen T. Trewartha, 1980).
  • Keadaan atmosfer yang dinyatakan dengan nilai berbagai parameter, antara lain suhu, tekanan, angin, kelembaban dan berbagai fenomena hujan, disuatu tempat atau wilayah selama kurun waktu yang pendek (menit, jam, hari, bulan, musim, tahun) (Gibbs, 1987).
Fenomena perubahan cuaca ini terjadi pada lapisan troposfer, di bawah lapisan stratosfer.
Ilmu yang mempelajari seluk beluk tentang cuaca disebut meteorologi.

Sedangkan iklim didefinisikan sebagai berikut :
  • Sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara statistik cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang berbeda dengan keadaan pada setiap saatnya (World Climate Conference, 1979).
  • Konsep abstrak yang menyatakan kebiasaan cuaca dan unsur-unsur atmosfer disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang (Glenn T. Trewartha, 1980).
  • Peluang statistik berbagai keadaan atmosfer, antara lain suhu, tekanan, angin kelembaban, yang terjadi disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang (Gibbs,1987).
Ilmu yang mempelajari seluk beluk tentang iklim disebut klimatologi.

Adapun definisi perubahan iklim adalah berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang membawa dampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan manusia (Kementerian Lingkungan Hidup, 2001). Perubahan fisik ini tidak terjadi hanya sesaat tetapi dalam kurun waktu yang panjang. LAPAN (2002) mendefinisikan perubahan iklim adalah perubahan rata-rata salah satu atau lebih elemen cuaca pada suatu daerah tertentu. Sedangkan istilah perubahan iklim skala global adalah perubahan iklim dengan acuan wilayah bumi secara keseluruhan. IPCC (2001) menyatakan bahwa perubahan iklim merujuk pada variasi rata-rata kondisi iklim suatu tempat atau pada variabilitasnya yang nyata secara statistik untuk jangka waktu yang panjang (biasanya dekade atau lebih). Selain itu juga diperjelas bahwa perubahan iklim mungkin karena proses alam internal maupun ada kekuatan eksternal, atau ulah manusia yang terus menerus merubah komposisi atmosfer dan tata guna lahan.

Istilah perubahan iklim sering digunakan secara tertukar dengan istilah ’pemanasan global’, padahal fenomena pemanasan global hanya merupakan bagian dari perubahan iklim, karena parameter iklim tidak hanya temperatur saja, melainkan ada parameter lain yang terkait seperti presipitasi (kandungan kelembapan udara yg berbentuk cairan atau bahan padat, spt hujan, embun salju), kondisi awan, angin, maupun radiasi matahari. Pemanasan global merupakan peningkatan rata-rata temperatur atmosfer yang dekat dengan permukaan bumi dan di troposfer, yang dapat berkontribusi pada perubahan pola iklim global. Pemanasan global terjadi sebagai akibat meningkatnya jumlah emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer. Naiknya intensitas efek rumah kaca yang terjadi karena adanya gas dalam atmosfer yang menyerap sinar panas yaitu sinar infra merah yang dipancarkan oleh bumi menjadikan perubahan iklim global.

Meskipun pemanasan global hanya merupakan 1 bagian dalam fenomena perubahan iklim, namun pemanasan global menjadi hal yang penting untuk dikaji. Hal tersebut karena perubahan temperatur akan memberikan dampak yang signifikan terhadap aktivitas manusia. Perubahan temperatur bumi dapat mengubah kondisi lingkungan yang pada tahap selanjutnya akan berdampak pada tempat dimana kita dapat hidup, apa tumbuhan yang kita makan dapat tumbuh, bagaimana dan dimana kita dapat menanam bahan makanan, dan organisme apa yang dapat mengancam. Ini artinya bahwa pemanasan global akan mengancam kehidupan manusia secara menyeluruh.

      Studi perubahan iklim melibatkan analisis iklim masa lalu, kondisi iklim saat ini, dan estimasi kemungkinan iklim di masa yang akan datang (beberapa dekade atau abad ke depan). Hal ini tidak terlepas juga dari interaksi dinamis antara sejumlah komponen sistem iklim seperti atmosfer, hidrofer (terutama lautan dan sungai), kriosfer, permukaan tanah dan biosfer, dan pedosfer. Dengan demikian, dalam studi-studi mengenai perubahan iklim dibutuhkan penilaian yang terintegrasi terhadap sistem iklim atau sistem bumi.


Gambar Sistem iklim


            Iklim merupakan keadaan rata-rata dari cuaca di suatu daerah dalam periode tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan iklim antara lain suhu, kelembaban, curah hujan, angin dan penyinaran matahari.
Iklim adalah keadaan rata-rata udara pada wilayah yang relatif luas dan dalam jangka waktu yang lama. Iklim meliputi daerah yang sangat luas, mìsalnya wilayah suatu negara. Iklim jangka waktunya juga lama, misalnya sampai 30 tahun baru mengalami perubahan. Iklim meliputi statistik suhu, kelembaban, tekanan udara, angin, curah hujan, jumlah partikel atmosfer dan pengukuran unsur meteorologi di dalam wilayah tertentu dalam waktu lama, apabila dibandingkan dengan cuaca, yang merupakan kondisi sekarang dari unsur-unsur dan variasi mereka selama masa pendek.



data diperoleh dari berbagai sumber