1. Garis Lintang
Garis lintang yang merupakan ukuran jarak utara atau
selatan dari garis katulistiwa berpengaruh terhadap kondisi iklim pada suatu
wilayah. Pada daerah tropis yang terletak antara 23,5°LU dan 23,5°LS menerima
lebih banyak pancaran sinar matahari, karena matahari bersinar hamper meliputi
seluruh wilayah ini. Pada daerah kutub yang wilayahnya mencakup 66,5°LU dan
66,5°LS hingga pusat kutub, mendapatkan pancaran sinar matahari dengan sudut
yang rendah dengan menyebarkan energi pada area yang luas, itulah sebabnya
daerah kutub tidak pernah terasa hangat. Diantara daerah tropis dan kutub
merupakan kawasan beriklim sedang
2.
Luas Wilayah Perairan
Butuh
banyak energi panas untuk menaikkan suhu pada wilayah perairan daripada untuk
menaikkan suhu di daratan, begitu juga wilayah perairan melepaskan panas lebih
banyak daripada wilayah daratan untuk menjadi dingin. Wilayah perairan yang
luas juga berpengaruh terhadap perubahan iklim di daerah pesisir yait dengan
menyerap maupun melepaskan panas. Hal ini menyebabkan daerah pesisir menjadi
hangat pada musim dingin dan lebih dingin pada musim panas dibandingkan dengan
wilayah daratan pada rentang garis lintang yang sama.
3. Arus Laut
Arus
laut juga mempengaruhi iklim di daerah pesisir, arus hangat yang bergerak dari
wilayah katulistiwa menuju ke garis lintang yang lebih tinggi akan
menghangatkan wilayah darata yang dilalui arus tersebut. Pada saat arus dingin
turun dan mengalir menuju daerah katulistiwa, membuat udara dan iklim pada
wilayah yang dekat dengan arus tersebut menjadi dingin. Angin yang bertiup dari
lautan seringkali lebih lembab daripada yang berttiup dari daratan, oleh karena
itu daerah pesisir memiliki iklim lebih basah dari tempat yang lebih jauh lagi
di daratan.
4. Daerah
Pegunungan/ Dataran Tinggi
Pada
posisi garis lintang yang sama, iklim di pegunungan lebih dingin daripada
wilayah permukaan laut. Pada saat
pancaran dari matahari diserap oleh permukaan bumi, maka hal itu akan
menyebabkan kenaikan suhu di daratan yang kemudian akan menghangatkan atmosfer.
Karena atmosfer bumi menjadi lebih tipis di dataran tinggi, maka udara di
pegunungan memiliki lebih sedikit molekul untuk enyerap panas.
5.
Bayangan Hujan (rain shadows)
Angin yang bertiup kearah pegunungan
membuat udara menjadi dingin kemudian meneteskan kelembabannya yang berupa
kabut atau hujan. Lalu diteruskan ke sisi lain, tekanan angin yang bertiup
turun dari wilayah pegunungan tersebut menurun, menjadi lebih panas dan membuat
dataran menjadi kering.
6. Perkotaan
Jalan raya, lapangan-lapangan
parkir, dan gedung gedung juga dapat menyerap energi panas, ini juga
mengakibatkan suhu udara meningkat. Panas ini terjebak dalam polusi udara,
menjadikan apa yang disebut efek panas pulau (heat-island effect). Suhu udara di kota-kota besar bias mencapai 5°C
lebih tinggi dari daerah sekitar pedesaan.